Kamis, 21 Februari 2019

MAKALAH KDK 1 KONSEP SEHAT SAKIT

DAFTAR ISI








 KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia” dengan lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.


BAB I

PENDAHULUAN

1.I        LATAR BELAKANG


Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.


 

1.2       RUMUSAN MASALAH

1.      Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?
2.      Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?
3.      Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?
4.      Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?

           1.3        TUJUAN  PEMBAHASAN
1.      Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit
2.      Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit
3.      Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
4.      Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit



















BAB II

PEMBAHASAN

2.1     DEFINISI SEHAT DAN SAKIT

1. Definisi Sehat

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh. badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial
Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ tubuh yang berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Sedangkan konsep sehat secara ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian individu dengan lingkungannya yang berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Untuk meningkatkan sumber daya alam (SDM)sebagai sebagian dari upaya mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang harus mendapat perhatian adalah faktor kesehatan.hal ini disebabkan beberapa pertimbangan seperti:

a.  Kesehatan merupakan unsur vital dalam upaya mewujudkan kesejahteraan  masyarakat.
b.  Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika kesehatan individu dan masyarakat tidak terjamin.
Untuk penjagaan kesehatan perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh,menghirup udara bersih dan segar,melakukan aktivitas olahraga secara rutin,menjaga diri dari kemungkinan tertular suatu penyakit,menghindarkan diri dari kemungkinan cedera dan keracunan serta menghindarkan atau meminimalisir stres.

2.      Definisi Sakit

Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat  seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.
Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati.akibatnya,bisa secara langsung menimbulkan gangguan,atau mengeluarkan bahan beracun(toxin)dalam tubuh manusia,sehingga mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.
Menurut Parsors ( 1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya,sedangkan menurut Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
1.      Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri.
2.      Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
3.      Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah






2.2     PARADIGMA SEHAT SAKIT

         1. Paradigma Sehat

     Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor.
Mengacu kepada paradigma kesehatan,ada beberapa variabel yang harus diperhitungkan dalam setiap kejadian atau petagonesis penyakit,yakni variabel iklim,temporal,spasial dan suprasystem lainnya.variabel ini dengan kata lain juga harus diperhitungkan dalam setiap upaya manajemen penyakit.
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :
1.      Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
2.      Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.
3.      Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif.
4.      Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus.
5.      Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan “Health Program for human development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998.
Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.

2.  Paradigma Sakit

Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumti
Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan (Does Sampoerna, 1998).
Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih mengusung paradigma sakit. Umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib dilakukan dalam keadaan apapun.
Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti air,udara,pangan,serangga atau langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki jalur rumit dan memiliki jalur rumit dan memiliki sifat khas masing-masing agent penyakit.
Untuk tujuan pencegahan,setiap ahli kesehatan masyarakat harus mampu memberikan gambaran dinamika transmisi tiap penyakit,baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.kemudian melakukan mamnejemen pencegahan penyakit tersebut dengan sebaik-baiknya.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.
1.      Disease adalah gangguan & penyimpangan dari  struktur dan fungsi organ-organ tubuh.
2.      Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit yg di deritanya.
3.      Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan pengetiannya thd penyakitnya (illness).
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian  upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.

2.3     FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT SAKIT


1.      Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat
a.       Status perkembangan
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya.
Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya
b.       Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat.
c.       Pengalaman masa lalu
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal karena pengalaman sebelumnya.
Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
d.       Harapan seseorang tentang dirinya.
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat.

2.      Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit
Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit. Dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan
*      Parsons  memandang ada empat aspek dari peran sakit :
*       
a.       Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).
b.      Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan sosial
c.       Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
d.      Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten

Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :
a.       Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.
b.      Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat.
c.       Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras  dll.
d.      Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
e.       Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
f.       Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.         
g.      Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat
Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang tersebut.
Rentang sehat sakit :
·         Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang
·         Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual
·         Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik lain.
Rentang sehat sakit menurut model “ Holistik Health “
·         Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya tidak sehat, dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
1.      Secara fisik : nyeri, panas tinggi
2.      Kognitif : interpretasi terhadap gejala
3.      Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan
·         Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit, individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman. Individu mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti naseht teman atau keluarga.
Akhir tahap ini dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh pengetahuan dn pengalaman.
·         Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.
Ada 3 tipe informasi
1.      Validasi sakit
2.      Penjelasan gejala yang tidak di mengerti
3.      Keyakinan bahwa mereka baik
·         Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan) bahwa seseorang sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk memperoleh bantuan.
·         Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.

2.4   TINGKAT PENCEGAHAN SEHAT SAKIT
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan :
 Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit,    
upaya yang dilakukan ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan     tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier: rehabilitasi.
  Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan   utama dari tindakan ini ialah:
1.      mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular.
2.      untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
3.       Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi
Pencegahan tersier             
a.       Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
b.      Dampak dirawat    
Efek dari hospitalisasi dapat mengganggu      :
a.    Privacy seseorang
b.    Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol dari luar
c.    Gaya hidup
Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS
d.   Peran
e.    Ekonomi
            Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan yang dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.











BAB III

PENUTUP

3.1     KESIMPULAN

  Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

3.2     SARAN

Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.
















DAFTAR PUSTAKA
Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Soemanto, Wasty. 2006. Psiokologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH AGAMA BAYI TABUNG MENURUT 5 AGAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. ...